Sabtu, 21 Februari 2015

Dua Puluh Tiga Untuk Muhibatul Jannah



Semesta, tahun dua ribu lima belas bulan dua tanggal dua puluh dua.
Untuk yang kami cinta, Muhibatul Jannah.

“Selamat mengulang tahun, Muhibatul Jannah.Kami aamiinkan segala semoga, Kami semogakan semua harap. Kami harap semua diaamiinkan.”

Selamatduapuluhtigatahun, Sayang.

Hari ini doa terbaik untukmu sedang dikumandangkan satu – satu dari seluruh penjuru. Mulai dari Ibu, keluarga, sahabat, teman, sampai handai taulan nun jauh. Tidak satupun yang luput, semoga kau bahagia selalu, rejeki yang terus bertambah, kesehatan yang baik – baik saja serta jodoh yang dipersatukan segera. Nikmatilah, Sayang. Pertambahan usia menandakan semakin banyak yang telah kau lalui, namun semua harus bisa kau atasi. Jika hari kemarin kau pernah berbuat salah ya tidak apa – apa. Kau masih punya kesempatan untuk memperbaikinya.
Selamat dua puluh tiga tahun, Sayang.

Mengikhlaskan memang selalu lebih berat daripada memperjuangkan. Alasan itulah yang menjadi patokan kenapa beberapa orang lebih suka berlama – lama dengan rasa sakit. Tapi ingat, jika mengikhlaskan memang sebegitu berat bukankah hasilnya jauh lebih hebat? Tidakkah kau pikir begitu? Ah, mungkin aku saja yang sok tau. Seperti katamu, aku wanita yang pandai berbicara namun tak bisa merealisasikannya. Tunggu, kenapa ini tentangaku? Ini kan harimu. Maaf.

Selamat dua puluh tiga tahun, Sayang.

Aku sebagai teman yang datang dari enam tahun silam selalu merasa diberkahi dengan kehadiranmu di sisi. Tentu teman yang lain juga merasakan hal yang sama. Kehadiranmu di setiap cerita memberi arti yang berbeda. Semangatmu untuk menjadi penyemangat kami selalu tidak pernah salah dalam setiap langkah. Meskipun kebiasaan selfiemu terkadang membuat kami pusing, tapi tidak mengurangi rasa kasih kami terhadapmu. Tahun ini mungkin tidak ada kejutan, hanya sekotak kado yang datang dari hati paling dalam. Tentu saja doa dan harapan mengalir deras sejak semalam. Semoga yang terbaik dikabulkan Tuhan ya, Sayang.

Selamat dua puluh tiga tahun, Sayang.

Bahagialah dengan caramu sendiri. Bahagialah dengan apa yang kau miliki dan apa yang ingin kau capai. Bahagialah sampai akhir umurmu nanti. Sambut dua puluh empat mu dengan suka cita. InsyaAllah, tahun ini nikah. Haha.
 
Dari Kami-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar