Senin, 24 Desember 2012

Di Ruang Tunggu


Beberapa baris dari arah kanan, aku seorang wanita yang memeluk lengan.

Tidak pernah terpikirkan,
aku akan berada dalam barisan.

Sejenak sempat ku acuhkan, sampai ditegur oleh sebuah tamparan.
Kulirik semua wanita yang sedang berdesakan,
Mereka menawan.

Lalu,
dicermin terpantul sebuah bayangan.
Sangat tidak mengesankan.
Aku tersadarkan.

Tidak seharusnya aku di sini.
Satu baris dengan semua bidadari.
Membentuk lini,
yang satu kali senyum, mereka bisa saja mendamaikan bumi.

Tidak semestinya aku begini.
Menunjukkan wajah yang minta dikasihani. Dari dahi sampai kaki,
tidak ada keindahan sama sekali.

Tidak.
Aku tidak pantas ikut menunggu.
Mengharap kau membagi cerita sedihmu, menyediakan bahu.
Mengharap kau ketika kupuji, tersipu malu.

Lalu,
kutinggalkan ruang tunggu itu.
Meski aku tau kejamnya rindu, sakitnya pilu,
paling tidak aku masih bertemankan waktu.
Yang akan membuat semuanya kembali seperti dulu.
Sesaat sebelum mengenalmu.

31 Oktober 2012
Ketika tersadar, tak seharusnya menunggu untuk sesuatu yang bukanlah kita arah tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar