Tuan, aku tuliskan surat lagi untukmu. Maafkan aku yang mungkin
terlalu cerewet, tapi sempatkanlah untuk membacanya. Kali ini tidak aku taruh
di laci, dalam buku sebagai pembatas ataupun di diary, soalnya ini udah 2014.
Surat ini aku posting di blog, yang aku yakin alamatnya kau tahu karena aku
yang menyuruhmu untuk mengeceknya. *Tidak tahu malu*
Untuk Tuan yang ingin kuketahui namanya,
Namaku Siti Aisyah Ayu Tamrin. Siti Aisyah adalah nama pemberian
dari tanteku, istri dari kakak lelaki Ibuku. Kata beliau, dia harap kelak
kepribadianku akan santun seperti Istri Rasulullah S.A.W. Aamiin. "Ayu"
sendiri adalah pilihan Ayahku yang diambil oleh beliau dari bahasa jawa yang
berarti "cantik". Fakta bahwa Ayahku adalah seorang bersuku bugis,
pun ibuku serta seluruh handai taulan membuat aku tidak tahu bagaimana nama ini
bisa sampai menjadi inspirasi untuk Ayahku. Mungkin karena itu pula, maknanya
tidak benar-benar sampai. Ngg, maksudku ~ begitulah. Sedangkan Tamrin sendiri
adalah nama depan Ayahku. Hal lumrah bahkan mungkin wajib untuk diberikan oleh
seorang Ayah untuk nama anak mereka. Tuan, mungkin ini yang mereka bilang
“kode”. Jadi, sebenarnya intinya cuma satu. Tuan, bolehkah aku tahu siapa
namamu? Ingin kusertakan kelak di belakang nama anak kita.
Untuk Tuan yang ingin kuketahui rumahnya,
Alamatku saat ini di Jl. PM Noor. Aku tinggal di sebuah rumah
kecil, yang dihuni oleh 5 anggota keluarga, 2 kucing, dan beberapa
"penjaga rumah" yang akupun tidak tahu bagaimana bentuk "penjaga
rumah" itu. Yang jelas, aku merasakan kehadirannya. Oke sebentar, aku
ambil buku yasin pembagian partai yang ada gambar salah satu calon legislatif
yang terakhir kuketahui telah masuk rumah sakit jiwa karena gagal. Hmm ~
....
Lanjut. Di rumah kami ini, Ayah mengelola sebuah usaha
kecil-kecilan. Yah, penghasilannya cukup untuk sandang, pangan, papan, pakaian,
pendidikan, serta membeli beberapa Tupperware untuk ibuku. Dan mungkin mixer,
blender serta krim siang-malam. Hah. Setiap kali aku berada di luar rumah, aku
selalu ingin pulang. Ingin merasakan enaknya guling-gulingan di kasur yang
beberapa bulan ini tidak dipasangi seprai dengan alasan bosan memperbaikinya
setiap pagi. Ingin merasakan enaknya menonton televisi dengan Ibu yang notabene
selalu memilih channel gosip selebriti. Kami akan mendiskusikan kasus Farhat
Abbas. Aku juga ingin merasakan membaca
buku-buku yang aku taruh di rak pemberian sahabat-sahabatku ketika ulang
tahunku. Bersama Ayah yang akan berbicara tentang kesehariannya dan
menceritakan beberapa kekonyolan seperti, "Tadi aku facial di Salon jln
Pemuda, loh." atau "Ternyata krimbat itu enak yah" sambil
tersenyum dan memegang kepalanya yang minim rambut. Hah.
Namun Tuan, aku ingin tahu rumahmu. Bagaimana di sana? Bagaimana
kamarmu? Aku harap di sana terlipat sebuah sajadah, sarung dan kopiah yang kamu
kenakan setiap kali adzan telah berkumandang. Yang kamu akan kenakan kelak
ketika aku telah menjadi makmum-mu. Dan, Tuan, aku ingin tahu rumahmu. Aku
ingin kelak kita akan pulang ke rumah yang sama. Bercerita tentang kegiatan,
sambil tertawa ringan mengingat kejadian-kejadian keseharian.
Untuk Tuan yang ingin kuketahui minuman kesukaannya,
Aku suka Teh hijau, Teh Tarik, dan juga Teh Kotak. Manfaat Teh
hijau itu bisa dibaca di http://www.indonews.co.id/manfaat-dan-khasiat-teh-hijau-bagi-kesehatan-tubuh/.
Sedangkan aku suka Teh Tarik karena setiap kali aku memesan "Paket 1"
di restoran langgananku, maka Teh Tarik sudah termasuk di dalam paket tersebut.
Simpel yah? Memang. Dan aku suka Teh kotak karena aku tadi inginnya menulis teh
gelas tapi kok yah rasanya aneh. Makanya aku lebih suka menuliskan Teh Kotak.
Semoga tidak makin aneh. Aamiin. *ApaSih
Namun Tuan, aku ingin tahu apa minuman kesukaanmu jadi aku bisa
belajar membuatnya. Apakah segelas kopi hitam panas dengan sesendok gula dan
dibuat di cangkir berukuran sedang yang akan kau minum sesaat sebelum kau ingin
lembur ataupun menonton bola agar tidak mengantuk? Atau segelas coklat hangat
tanpa gula tapi takaran coklat 3 sendok untuk cangkir berukuran kecil yang
dihadiahkan oleh Ibuku kelak ketika kita pindah rumah? Atau mungkin Teh
seperti ku? Akan lebih mudah membuatnya dalam satu ceret sedang, akan kita minum
ketika pagi hari. Akan kusiapkan segelas Teh dan sepotong roti berselai srikaya
atau sesekali dengan sepiring nasi goreng plus telor goreng. Pun sore, ketika
kau baru pulang bekerja, akan ku sediakan segelas di atas meja kamar kita. Setelah
kau mandi dan mengganti baju, kau bisa menikmatinya sembari menunggu adzan
Sholat magrib, aku akan ada di belakangmu. Memijat punggungmu sambil
mendengarkan cerita apa saja yang kau lakukan hari ini. Atau mungkin kau akan
mengkomplen ku karena menyediakan Nasi goreng plus telor goreng tadi sehingga
membuatmu mengantuk di pagi hari. Tapi Tuan, tenang saja. Jika teh, kopi atau
coklat hangat terlalu mainstream untukmu, aku bisa membuatkanmu Sarabba.
Minuman hangat khas kota kelahiranku. Atau kau lebih suka Nutrisari? Anget Sari
sachetan? Marimas kelapa? Atau mungkin Pop Ice Coklat Biskuit? Ah, akan ku masukkan dalam list
belanjaan bulan ini. Maka Tuan, apa minuman kesukaanmu?
Untuk Tuan yang ingin ku ketahui segala hal tentangmu, aku harap
kita segera bertemu. Dan maafkan aku, karena aku tahu pertanyaanku lebih mirip
pembantu baru. Aku sangat ingin berbincang-bincang. Semoga Tuhan mengabulkannya
segera. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar