Jumat, 20 Februari 2015

Surat dari Sahabat Ibumu


Teruntuk Dzakir  Hafid atau Fitri Rafifah,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Nak, kau pasti sudah bisa membaca. Entah bagaimana surat ini akan sampai padamu, tapi yang pasti bukan karena ibumu yang memberitahu. Aku paham betul watak perempuan pelupa satu itu. Namun Nak, untukku ibumu adalah salah satu anugrah terbaik. Ibumu datang sebagai sahabat. Surat ini kutulis ketika Ibumu sedang mengandung lima bulan. Beberapa hari lalu Ibumu menelponku. Ah, dari nada suaranya bahagia sekali jadi dia. Mencintaimu dengan sangat adalah apa yang dapat kusimpulkan dari perbincangan kami yang sesaat. Entah berapa usiamu setelah kau bisa membaca surat ini. Jika tidak salah duga, kau akan membaca saat usia lima. Ibu dan Ayahmu adalah pengajar yang handal, Sayang. Dan aku juga yakin kau adalah anak yang cerdas.

Aku menulis surat ini sebelum kau terlahir ke dunia. Pun belum punya nama. Kemarin Ibumu berbasa – basi padaku kalau minta dicarikan nama yang tepat untuk anak pertamanya. Padahal aku tahu kalau sebenarnya dia sudah punya nama untukmu kelak. Tapi Nak, sebagai sahabat yang (berusaha) baik, maka kusiapkan nama dengan pilihan doa terbaik. Dipakai Alhamdulillah, tidakpun juga tidak apa – apa.

Jika lelaki, kau kuberi nama Dzakir Hafid. Dua kata. Seperti nama kedua orang tuamu. Nur Hidayah dan Agna Fadli. Dzakir Hafid mempunyai arti “Penghapal Al-Qur’an yang punya daya ingat kuat”. Tentu kaupun paham kan, Nak? Harapanku juga kedua orang tuamu kau bisa menjadi penghapal Al –Qur’an. Untuk penuntun hidup, Nak. Aku tidak tahu bagaimana kelak duniamu namun untuk kami, dunia sudah terlalu tua. Sudah banyak kejahatan di mana – mana. Kami harap sebagai penghapal Al – Qur’an kelak kau akan menjadi penunjuk jalan yang benar. Yang di ridhoi oleh Allah. Nak, hidup di dunia tidaklah mudah namun jangan khawatir. Banyak orang terkasih yang akan bersamamu. Aku sudah pernah bertemu dengan mereka semua. Jangan takut sendri. Selain ibu dan ayahmu, kau akan punya Tante dan Om yang baik – baik. Serta kakek nenek yang akan senantiasa menyayangimu. Juga jangan lupa sepupu – sepupu yang kelak akan kau panggil “Kakak”.

Jika wanita, kau kuberi nama Fitri Rafifah. Sederhana tapi sarat makna. Afif bisa jadi nama panggilanmu, Nak. Namamu punya arti “Yang suci dan akhlaknya baik”. Nama ini sudah mewakili doa yang menyayangimu kurasa. Dengan paras yang diwariskan ibumu, kau sudah tentu cantik. Nak, kelak jika memilih sahabat carilah yang seperti ibumu. Ibumu adalah icon sahabat paling hebat. Tidak cuma pendengar sejati, dia juga pencari solusi. Dia paham betul kapan harus mendekap supaya kita merasa dimiliki dan kapan harus dihujat agar kita bisa memperbaiki diri. Aku tidak terlalu akrab dengan ayahmu, namun sebatas yang ku tahu dia salah satu lelaki paling tangguh. Memperjuangkan ibumu adalah satu alasan kekagumanku padanya.

Nak, jika suatu saat kalian butuh sahabat maka akan kulahirkan anak lain dari rahimku yang dikenal sebagai wanita yang hatinya kuat :”)


Dari Sahabat Ibumu yang tidak ingin dipanggil “Tante”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar