Teruntuk Dzakir Hafid atau Fitri Rafifah,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nak, kau pasti sudah bisa membaca.
Entah bagaimana surat ini akan sampai padamu, tapi yang pasti bukan karena
ibumu yang memberitahu. Aku paham betul watak perempuan pelupa satu itu. Namun
Nak, untukku ibumu adalah salah satu anugrah terbaik. Ibumu datang sebagai
sahabat. Surat ini kutulis ketika Ibumu sedang mengandung lima bulan. Beberapa
hari lalu Ibumu menelponku. Ah, dari nada suaranya bahagia sekali jadi dia.
Mencintaimu dengan sangat adalah apa yang dapat kusimpulkan dari perbincangan
kami yang sesaat. Entah berapa usiamu setelah kau bisa membaca surat ini. Jika
tidak salah duga, kau akan membaca saat usia lima. Ibu dan Ayahmu adalah
pengajar yang handal, Sayang. Dan aku juga yakin kau adalah anak yang cerdas.
Aku menulis surat ini sebelum kau
terlahir ke dunia. Pun belum punya nama. Kemarin Ibumu berbasa – basi padaku
kalau minta dicarikan nama yang tepat untuk anak pertamanya. Padahal aku tahu
kalau sebenarnya dia sudah punya nama untukmu kelak. Tapi Nak, sebagai sahabat
yang (berusaha) baik, maka kusiapkan nama dengan pilihan doa terbaik. Dipakai
Alhamdulillah, tidakpun juga tidak apa – apa.
Jika lelaki, kau kuberi nama Dzakir
Hafid. Dua kata. Seperti nama kedua orang tuamu. Nur Hidayah dan Agna
Fadli. Dzakir Hafid mempunyai arti “Penghapal Al-Qur’an yang punya daya ingat
kuat”. Tentu kaupun paham kan, Nak? Harapanku juga kedua orang tuamu kau bisa
menjadi penghapal Al –Qur’an. Untuk penuntun hidup, Nak. Aku tidak tahu
bagaimana kelak duniamu namun untuk kami, dunia sudah terlalu tua. Sudah banyak
kejahatan di mana – mana. Kami harap sebagai penghapal Al – Qur’an kelak kau
akan menjadi penunjuk jalan yang benar. Yang di ridhoi oleh Allah. Nak, hidup
di dunia tidaklah mudah namun jangan khawatir. Banyak orang terkasih yang akan
bersamamu. Aku sudah pernah bertemu dengan mereka semua. Jangan takut sendri.
Selain ibu dan ayahmu, kau akan punya Tante dan Om yang baik – baik. Serta
kakek nenek yang akan senantiasa menyayangimu. Juga jangan lupa sepupu – sepupu
yang kelak akan kau panggil “Kakak”.
Jika wanita, kau kuberi nama Fitri
Rafifah. Sederhana tapi sarat makna. Afif bisa jadi nama panggilanmu, Nak. Namamu punya arti “Yang suci dan akhlaknya baik”. Nama
ini sudah mewakili doa yang menyayangimu kurasa. Dengan paras yang diwariskan
ibumu, kau sudah tentu cantik. Nak, kelak jika memilih sahabat carilah yang
seperti ibumu. Ibumu adalah icon sahabat paling hebat. Tidak cuma pendengar
sejati, dia juga pencari solusi. Dia paham betul kapan harus mendekap supaya
kita merasa dimiliki dan kapan harus dihujat agar kita bisa memperbaiki diri.
Aku tidak terlalu akrab dengan ayahmu, namun sebatas yang ku tahu dia salah
satu lelaki paling tangguh. Memperjuangkan ibumu adalah satu alasan kekagumanku
padanya.
Nak, jika suatu saat kalian butuh
sahabat maka akan kulahirkan anak lain dari rahimku yang dikenal sebagai wanita
yang hatinya kuat :”)
Dari Sahabat Ibumu yang tidak
ingin dipanggil “Tante”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar