Jumat, 06 Februari 2015

Surat Usang

Surat ini usang. Kemungkinan besar akan kamu temukan di laci lemari dekat bagian pakaian dalam. Surat ini mesin waktu yang akan bercerita tentang masa lalu.

Mbak, apa kabarmu? Sudah meniqa? Haha. Selera humormu masih sama? Menikah dengan siapa? Setau saya secara fisik yang kamu inginkan adalah lelaki kulit hitam manis dan berkumis tipis ditambah dengan postur tegap dan perutnya buncit sedikit. Apakah pria yang kamu nikahi adalah dia yang rajin kamu bikinkan puisi? Atau mungkin salah satu dari pilihan dari Pak Thamrin dan Ibu Nuryanti? Yang jelas, kamu bersumpah tidak akan menikah dengan lelaki berkulit putih, berpostur tinggi dan berkawat gigi. Siapapun, Selamat. Semoga dilimpahkan berkah dalam keluarga, dan dikaruniai anak yang sholeh – sholehah.

Dan bagaimana dengan sahabat - sahabatmu? Masih sering ketemu dengan geng yang isinya orang – orang gila itu? Siapa namanya gengnya? Ah ya, Death Eaters. Berisikan orang – orang yang menghisap kebahagian sekitar. Jika memang masih, pasti mereka sekarang sudah tua – tua. Mungkin ada yang minus matanya nambah, ada yang memutuskan pindah kerja, atau juga ada yang telah pindah ke luar negeri supaya bisa menikah, mungkin ada yang akhirnya menikah dengan pilihan orang tuanya, atau mungkin ada juga yang sudah menjanda. Innalillah. Apapun, semoga kalian semua tetap bersama.

Tiga puluh menit sebelum saya menulis surat ini, kamu sedang berada di kantor C.K Bahari. Dengan dering telepon yang tak berhenti, dan OB yang duduk di depanmu dengan tingkah ngebossy membaca Koran hari ini, hujan turun pelan – pelan. Dari kejauhan, kamu bisa melihat motormu yang masih nyisa satu bulan cicilan dipindahkan satpam karena truk kantor yang mau bongkar muatan.

Kamu berpikir, “kapan bisa resign?”. Ingin melanjutkan sekolah atau pindah kerja di tempat lain. Kamu menganggap bahwa gaji di sini tidak sesuai dengan kemampuan yang kamu miliki. Kamu menganggap bekerja di sini tidak membuatmu puas secara materi. Kamu menganggap hidup si OB ngebossy lebih beruntung dan bikin iri. Kamu hari ini mungkin tidak mensyukuri apapun yang telah diberi.

Mbak, hari ketika saya menulis surat ini mungkin belum menjadi awalmu untuk melangkah. Namun saya harap kamu sekarang sudah jauh melalang buana. Kuingatkan lagi, ada mimpi yang ingin sekali kamu gapai. Sudah ke negara – negara ASEAN? Sudah lanjut kuliah? Sudah kerja sesuai dengan passion? Sudah ketemu dengan presiden? Sudah pakai jilbab syar’i? Atau paling gak, hal – hal kecil seperti : “Sudah bisa berenang?” atau “ Sudah bisa main gitar?” atau “Sudah bisa nahan untuk gak jajan camilan?” atau “Sudah bisa tidur tanpa menutup mata dengan lengan?”

Mbak, jika memang belum, berubahlah. Melangkah. Gapai mimpi yang ingin kamu digapai, pergi ke tempat yang yang ingin kamu kunjungi atau bilang cinta ke orang yang kamu kasihi. Jangan sama seperti hari ini. Suka tapi cuma diam dan sembunyi.

Mbak, segini dulu. Ada nafas yang harus saya atur karena baru saja ditegur oleh lelaki yang pandai bersyukur.

Dari saya : kamu di tahun 2015 yang masih sering ngeluh karena lingkar pinggang melebihi rata – rata ideal.

1 komentar: