Kopimu hari ini pahit sekali,
Ayah.
Apakah karena Ibu lupa memberi
gula? Atau karena engkau yang meminta? Semoga saja bukan karena inderamu yang
mulai kehilangan selera.
Kemejamu hari ini kumal sekali,
Ayah.
Ada apa? Seingatku tadi pagi
telah kusiapkan kemeja merah di atas meja. Lalu mengapa engkau mengenakan
kemeja kumal dan tampak tak disetrika? Semoga saja bukan karena peluh yang
luruh dari kerjamu yang lelah.
Langkahmu hari ini lamban sekali,
Ayah.
Apakah karena sepatumu yang robek
dimakan aspal kota? Atau karena engkau menyamakan langkah dengan ibu yang ikut
bekerja? Semoga saja bukan karena engkau semakin renta.
Ayah, maafkan aku karena belum
bisa membuatmu bahagia. Mungkin karena aku terlalu sibuk mencari arti bahagia
sebenarnya. Ayah, darimu aku belajar cara cari nafkah. Katamu meskipun aku
wanita tapi tak boleh terlalu bergantung pada pria.
Ayah, tidur nyenyaklah malam ini.
Biar esok engkau bangun lebih segar lagi. Akan kusiapkan roti selai strawberry dan
teh bebas gula kalori. Dan kita bisa mendiskusikan tentang pria yang akan aku
nikahi. Aku akan memohon engkau untuk jadi wali. Dengan jas dan dasi, engkau
pasti akan tampan sekali.
Ayah, restui aku dengan pria ini.
Tidak sebaik engkau sih sudah pasti namun insyaAllah dia yang namanya sudah
dituliskan oleh Illahi. :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussuka "Aku akan memohon engkau untuk jadi wali" dan air mataku pun melelehhh dengan sendirinya ( #baca berulang2 )
BalasHapus